Bagaimana Sistem Perhitungan Hijriah?
Mengutip dari laman Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat (UMSB), sistem penanggalan kalender Hijriah didasarkan pada pergerakan atau rotasi bulan mengelilingi bumi. Oleh karena itu, penentuan pergantian hari dalam kalender Hijriah berbeda dengan kalender Masehi.
Kalender Masehi memulai hari pada pukul 00.00 waktu setempat, sedangkan kalender Hijriah memulai hari saat matahari terbenam di lokasi tersebut.
Karena perhitungan yang berbeda, satu tahun dalam kalender Hijriah lebih pendek dibandingkan dengan kalender Masehi, yaitu hanya 354 atau 355 hari. Sementara itu, satu tahun dalam kalender Masehi terdiri dari 365 atau 366 hari.
Penjelasan mengenai sistem penanggalan kalender Hijriah berdasarkan rotasi bulan terdapat dalam firman Allah SWT dalam surah Yunus ayat 5 berikut:
هُوَ الَّذِيْ جَعَلَ الشَّمْسَ ضِيَاۤءً وَّالْقَمَرَ نُوْرًا وَّقَدَّرَهٗ مَنَازِلَ لِتَعْلَمُوْا عَدَدَ السِّنِيْنَ وَالْحِسَابَۗ مَا خَلَقَ اللّٰهُ ذٰلِكَ اِلَّا بِالْحَقِّۗ يُفَصِّلُ الْاٰيٰتِ لِقَوْمٍ يَّعْلَمُوْنَ ٥
Artinya: "Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya, dan Dialah yang menetapkan tempat-tempat orbitnya, agar kamu mengetahui bilangan tahun, dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan benar. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang mengetahui."
Sementara tanggal 10-31 Mei 2024 merupakan bulan Zulkaidah 1445 H.
Sejarah penetapan kalender hijriah
Melansir Kompas.com, kalender Hijriah adalah sistem penanggalan yang dibuat oleh umat Islam pada abad ke-7.
Sistem kalender dalam Islam ini diprakarsai oleh Umar bin Khattab, yang kemudian digunakan oleh umat muslim dan negara-negara Islam, yakni 17 tahun setelah hijrahnya Rasulullah SAW.
Penamaan "hijriah" diambil dari peristiwa hijrah Nabi Muhammad SAW dari Mekkah ke Madinah pada 622 Masehi, yang kemudian ditetapkan sebagai dimulainya perhitungan tahun Hijriah.
Pembuatan kalender Hijriah berdasarkan permasalahan surat-menyurat kala itu yang dialami pemerintahan Islam era Khulafaur Rasyidin.
Saat itu, pemerintahan Islam menemukan kesulitan mengidentifikasi dokumen yang tidak bertahun, maupun bertanggal atau bulan.
Baca juga: Konsumsi Garam Tak Boleh Lebih dari Segini dalam Sehari, Simak Tips Cara Mengurangi Perlahan
Ditambah lagi, banyak wilayah kekuasaan Islam yang memiliki penanggalannya sendiri, sehingga pengarsipan menjadi semakin rumit.
Oleh karena itu, Khalifah Umar bin Khattab mengumpulkan para sahabat Nabi untuk membicarakan permasalahan penanggalan.
Sejarah kalender Hijriah ini pun kemudian dimulai untuk mencari solusi dari permasalahan penanggalan tersebut.
tirto.id - Kalender Islam bulan Dzulkaidah 1445 Hijriah akan berlangsung selama 29 hari, mulai dari 10 Mei 2024 sampai dengan 7 Juni 2024.
Bulan Dzulkaidah merupakan bulan kesebelas dalam kalender Hijriah yang jatuh tepat sesudah Syawal dan sebelum Dzulhijjah. Berbeda dari dengan kalender Masehi yang terdiri dari 365-366 hari, kalender Hijriah atau Komariah terdiri dari 354-355 hari
Penanggalan Islam terdiri atas 12 bulan yang dihitung berdasarkan revolusi bulan yakni periode peredaran bulan mengelilingi bumi. Hal inilah yang kemudian menjadi dasar julukan lain dari kalender Islam yakni kalender komariah, diadaptasi dari bahasa Arab yang berarti bulan.
Penanggalan hijriah dicetuskan pertama pada 17 Hijriah atau 622 Masehi, saat masa kekhalifahan Umar bin Khattab ra. Hal ini dikarenakan adanya insiden dokumen tidak bertahun yang kemudian menimbulkan polemik dan perdebatan.
Bulan Dzulkaidah atau Dzulqa'dah sendiri termasuk dalam empat bulan haram yang dimuliakan oleh Allah SWT, secara urutan bulan ini merupakan bulan haram pertama dalam satu tahun. Dalam kalender Jawa bulan ini disebut sebagai bulan Selo atau Apit yang memiliki makna ‘terjepit’ di antara bulan Syawal yang di dalamnya terdapat perayaan Idul Fitri dan Dzulhijjah dengan perayaan Idul Adha.
Daftar Hari Besar Mei 2024
Ilustrasi Tahun 2024. foto/IStockphoto
Rabi'ul akhir (ربيع الآخر)
Rabi'ul-Akhir adalah bulan keempat. Namanya berarti 'Musim Semi yang Kedua' dalam bahasa Arab. Pada bulan ini juga orang Arab dahulu mulai menggembalakan hewan-hewan ternak mereka.
Kalender Islam Dzulkaidah 1445 Hijriah
Kalender Islam Dzulkaidah 1445 Hijriah beserta penanggalan Masehinya yang dirilis oleh Kementerian Agama RI dapat disimak dalam tabel berikut:
Daftar Tanggal Merah Mei 2024 dan Cuti Bersama
Berdasarkan SKB 3 Menteri Nomor 855 Tahun 2023, Nomor 3 Tahun 2023, dan Nomor 4 Tahun 2023, Mei memiliki sederet tanggal merah yang termasuk hari libur nasional dan cuti bersama.
Berikut daftar tanggal merah Mei 2024 dan cuti bersama bulan ini:
Apa saja nama bulan Islam?
Dilansir dari berbagai sumber, berikut daftar yang termasuk dalam apa saja nama bulan Islam atau nama-nama bulan pada kalender Hijriyah:
Zulhijah (ذو الحجة)
Zulhijah adalah bulan kedua belas dan salah satu bulan suci. Sepuluh hari pertama dianggap sebagai hari-hari terbaik dalam tahun, dengan puncaknya adalah Hari Raya Idul Adha dan pelaksanaan ibadah haji di Mekkah.
Kalender Hijriyah memainkan peran penting dalam menentukan tanggal pelaksanaan ibadah dan perayaan Islam, mengingatkan umat Islam akan siklus waktu yang berputar dan pentingnya memanfaatkan setiap bulan untuk meningkatkan keimanan dan amal saleh.
Itulah yang termasuk dalam apa saja nama bulan Islam atau bulan Hijriyah menurut kalender Islam. Semoga bermanfaat.
Pernahkah Anda bertanya-tanya, bulan apa yang sedang kita lalui dalam kalender Islam? Bagi umat Muslim, mengetahui bulan Hijriyah yang sedang berlangsung sangatlah penting.
Waktu terus berjalan, begitu pula dengan pergantian bulan dalam kalender Islam. Setiap bulannya memiliki keunikan dan peristiwa penting yang menjadikannya memiliki makna tersendiri bagi umat Muslim.
Zulkaidah (ذو القعدة)
Zulkaidah adalah bulan kesebelas yang merupakan salah satu dari empat bulan suci yang mengharamkan peperangan.
Perang biasanya sudah selesai dan banyak orang Arab yang berdiam di rumah. Zulkaidah diartikan sebagai 'pemilik duduk' atau istirahat.
Hari Besar Nasional Mei 2024
Jumadil awal (جمادى الأول)
Jumadil awwal, bulan kelima, merupakan salah satu dari dua bulan Jumadil. Namanya berarti 'yang beku' yang merujuk pada musim dingin. Bulan ini juga menunjukkan datangnya musim kering pertama.